Beritabali.com, BULELENG. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng akan membuat skema untuk pendidikan siswa di Buleleng di tengah adaptasi kebiasaan baru. Disdikpora Buleleng menginstruksikan agar sekolah menyebarkan kuisioner dan lembaran surat pernyataan kosong yang harus diisi oleh orang tua siswa. Surat pernyataan itu berisi, apakah orang tua siswa setuju atau tidak setuju digelar pendidikan langsung tatap muka siswa di sekolah.
Sehingga dari persetujuan orang tua tersebut, Disdikpora lebih mudah membuat skema atau pola pendidikan ditengah adaptasi kebiasaan baru ini.
Kepala Disdikpora Buleleng, Made Astika menerangkan ada empat syarat mutlak yang harus dipenuhi ketika sekolah akan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Pertama, harus berada pada zona hijau dan kuning, kemudian mendapatkan izin dari Pemerintah, sekolah harus menyiapkan daftar periksa protokol kesehatan, dan mendapatkan izin dari orang tua.
Saat ini, Buleleng juga masih berada di zona oranye, jadi secara substansi belum bisa dilaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun Disdikpora mengaku harus mempersiapkan pola pembelajaran lebih baik jika kondisi sudah mengarah ke zona aman.
“Ketika ada orang tua yang tidak setuju memberikan izin, itu sekolah tidak boleh melarang dan tidak boleh memaksa. Karena faktor dari keseluruhan itu adalah kesehatan dan keselamatan anak didik yang paling penting,” jelasnya.
Astika mengatakan, surat pernyataan setuju atau tidak setuju ini bukanlah sebagai pengambilan suara atau voting apakah sebuah sekolah bisa menggelar pembelajaran tatap muka atau tidak. Dari surat pernyataan itu, Disdikpora Buleleng akan membuatkan skema bagi mereka yang tidak setuju mengikuti pembelajaran tatap muka.
“Yang setuju kita akan atur lagi, karena situasi kan masih seperti ini masih pandemi. Yang tidak setuju kita akan buatkan polanya bagaimana kita memberikan layanan pendidikan bagi anak anak yang belajar dari rumah. Kita akan buat skema baik untuk belajar tatap muka dan pembelajaran jarak jauh,” ujarnya.
Disdikpora mendorong agar seluruh sekolah di Buleleng memenuhi penyediaan sarana dan prasarana penerapan protokol kesehatan.
Salah satu orang tua siswa, Putu Novi Mahendra membenarkan dirinya sudah mendapatkan lembaran surat pernyataan tersebut. Novi mengaku setuju jika belajar tatap muka akan dilaksanakan, asalkan pihak sekolah benar-benar menjamin penerapan protokol kesehatan selama berada di sekolah.
“Yang penting kan di sekolah itu benar-benar bisa diawasi, bagaimana tetap menggunakan masker, dan menjaga jarak satu dengan lainnya,” jelasnya.
Menurutnya, selama ini proses pembelajaran jarak jauh justru menyulitkannya karena banyak keterba
tasan dan kelemahan.
“Kalau belajar dari rumah cenderung lebih banyak mainan gadget nya daripada belajar. Belajarnya tidak fokus. Kalau di sekolah mereka kan juga bisa interaksi dan bersosialisasi dengan orang lain,” ujar Novi Mahendra. (NOV)
Penulis : Tim Liputan COVID
Editor : Putra Setiawan