Beritabali.com, DENPASAR. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali merespon adanya ribuan bangkai burung emprit (pipit) yang mati di Setra Banjar Sema, Desa Pering, Blahbatuh, Gianyar pada Kamis (9/9/2021).
Kepala Seksi Wilayah 2, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Sulistyo Widodo mengatakan pihaknya tadi sekira pukul 09.00 WITA telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar dan bersama-sama memeriksa lokasi di Desa Pering, Kecamatan Blabatuh, Gianyar.
Pihaknya mendokumentasikan dan juga mengambil sampel bangkai dan kotoran burung untuk dibawa ke Laboratorium Kesehatan Hewan guna mencari tahu penyebab kejadian tersebut. Tim kemudian menguburkan seluruh bangkai burung untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.
Ia menegaskan kejadian tersebut bukan yang pertama di Bali ataupun bukan pertama di Indonesia.
"Di Bali dalam lima tahun terakhir juga pernah ada kejadian di area Sanglah Kota Denpasar, juga di Selemadeg Kabupaten Tabanan. Juga di Sukabumi Jawa Barat bulan Juli tahun 2021," jelasnya.
Ia memaparkan beberapa penyebab alasan mengelompok burung tersebut mati yang diduga mulai dari karena burung pipit ini satwa koloni yang hidup berkelompok dalam jumlah besar. Ukuran burung yang kecil menyebabkan kecenderungan berkoloni dalam jumlah besar untuk mengurangi risiko terhadap predator, termasuk saat beristirahat pun bergerombol.