Beritabali.com, JEMBRANA. Dokar pernah menjadi salah satu primadona kendaraan di era tahun 70'an hingga 90'an. Bahkan era jaman Bupati Indugosa juga dibuatkan monumen patung dokar.
Tugu itu tetap berdiri kokoh di tugu Jalan Ngurah Rai, namun kendaraan tradisional ini hampir diambang punah. I Gusti Putu Sulastra (57), warga Banjar Delod Bale Agung Desa Mendoyo Dauh Tukad adalah kusir dokar yang tetap mengais rejeki di depan Pasar Negara, dilakoni sejak 40 tahun hingga kini.
Sejak Pandemi covid-19 mewabah, ia hanya bisa mengelus dada. Bahkan tak hanya itu saja, kini kendaraan dengan kuda ini hanya bisa dihitung dengan jari.
I Gusti Putu Sulastra menuturkan, usaha ditekuni sebagai
kusir dokar sangat memperihatinkan, bahkan alat transportasi ini sudah dinilai antik dan sedikit langka. Transportasi ini terkikis oleh modernisasi dengan adanya ojek. Ironis bahkan sahabatnya sampai menjual kudanya bahkan aksesoris dokarnya dilelang untuk dijadikan barang etnik di daerah Kuta.
Yang tersisa, menurutnya hanya 5 kendaraan yang mangkal di pasar tradisional Negara dan di Jalan Ngurah Rai.