Beritabali.com, JEMBRANA. Seniman lukis Hagus Supriyadi yang memiliki Sanggar Seni Lukis Ijo Gading merupakan jebolan SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) di Kabupaten Gianyar tahun 1990.
Setelah tamat SMSR, ia melanjutkan kuliah di IKIP PGRI Denpasar dengan mengambil jurusan FPBS (Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni) dan lebih memilih melanglang buana di seputaran Pasar Seni Sukawati, Ubud, Katik Lantang dan Batuan) disitulah lahir karya seni budaya seperti yang ada di lukisannya hingga sekarang.
Uniknya, dalam menekuni seni lukis tahun 1990 hingga saat ini, ia memiliki koleksi dengan urut nomer seri 1.078 lukisan yang bahkan sempat tersebar di Thailand, Meksiko, Belanda dan di negeri sendiri. Para pecinta lukis banyak yang melalui pesanan dan ada juga yang masuk ke galeri seni baik di Sukawati, Ubud dan Kuta.
"Melukis dengan menggunakan media alat tradisional dengan menggunakan kuas bambu dan cat lukisan. Untuk pengerjaan lukisan standar dalam satu hari busa diselesaikan. Tapi kalau jenis yang agak rumit biasa dikerjakan dalam satu Minggu. Hasil lukisan semua dikerjakan full finising, sehingga kelautan lukisan lebih tahan lama dengan ciri khas lukisan realis," ujarnya.
Hagus Supriyadi mengimbuhkan, selama ini belum pernah mengikuti pameran karena stok barang yang kurang untuk dikoleksi, bahkan lebih cenderung memilih menggarap order lukisan. Sehingga saat ini dia lebih mengutamakan keuntungan.
"Selain melukis , saya aktif juga di salah satu media siaran radio swasta di daerah Kelurahan Lelatang, Kecamatan Negara. Karena dunia lukis lebih mengandalkan dunia pariwisata. Sejak Pandemi terasa sepinya orderan, bahkan orderan pun tidak maksimal," ungkapnya.